Jumat, 24 Maret 2017

Contoh Proposal PTK : Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Proses Pemilu dan Pilkada Melalui Metode Simulasi

Judul : Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Proses Pemilu dan Pilkada Melalui Metode Simulasi 

BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
Pendidikan politik sudah dikenalkan pada siswa sekolah dasar melalui mata pelajaran PKn. Pendidikan politik bagi siswa sebagai bagian dari masyarakat diharapkan dapat dijadikan bekal untuk memahami kehidupan bernegara. Akan tetapi pada kenyataannya siswa masih kesulitan memahami proses politik di Negara kita khususnya proses pemilu dan pilkada. Hal ini wajar terjadi karena siswa sekolah dasar masih kesulitan memahami konsep abstrak yang belum pernah mereka alami.
Seperti yang terjadi di sekolah peneliti, yaitu di kelas VI SDN Sarwadadi 04, pada mata pelajaran PKn materi proses pemilu dan pilkada diperoleh nilai hasil belajar siswa yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari data nilai hasil belajar siswa sebagai berikut :


Tabel Rentang Nilai Ulangan PKn
Materi Proses Pemilu dan Pilkada
Rentang nilai
Frekuensi
Persentase
0  – 25
2
10%
26 – 50
8
40%
51 – 75
7
35%
76 – 100
3
15%
Dari table di atas dapat dilihat bahwa dari 20 siswa, yang mendapat nilai di atas 75 hanya 3 siswa, ini berarti hanya 15% siswa yang berhasil dan masih ada 85% siswa yang belum berhasil.
Pada saat kegiatan pembelajaran, peneliti sudah menggunakan beberapa metode pembelajaran seperti diskusi, tanya jawab dan. Akan tetapi penerapan metode pembelajarn seperti itu belum dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang lebih menarik dan dapat diterima siswa dengan baik. Untuk itu, peneliti mencoba menggunakan metode simulasi. Peneliti memilih metode simulasi karena metode ini dapat memindahkan situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Sehingga dengan menggunakan metode simulasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn materi proses pemilu dan pilkada.

B.        Rumusan Masalah
Apakah dengan metode simulasi dapat meningkatkan hasil belajar PKN materi proses pemilu dan pilkada di  kelas VI SDN Sarwadadi 04 Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap?

C.       Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efektivitas metode  simulasi untuk  meningkatkan hasil belajar PKN materi proses pemilu dan pilkada di  kelas VI SDN Sarwadadi 04 Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap.

D.       Manfaat Penelitian
1.      Bagi guru
Dapat  menambah pengetahuan guru tentang metode yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar PKN materi proses pemilu dan pilkada
2.      Bagi siswa
Meningkatkan hasil belajar PKN materi proses pemilu dan pilkada









BAB II LANDASAN TEORI
A.       Landasan Teori
1.         Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Menurut Gagne (dalam Djiwandono, Psikologi Pendidikan, 1989: 205), hasil belajar dapat dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu sebagai berikut:
a.            Informasi verbal yaitu tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang yang dapat diungkapkan melalui bahasa lisan maupun tertulis kepada orang lain.
b.            Kemahiran intelektual yaitu kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan lingkungannya dan dengan dirinya sendiri.
c.            Pengetahuan kegiatan kognitif yaitu kemampuan yang dapat menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri, khususnya bila sedang belajar dan berfikir.
d.           Ketrampilan motorik yaitu seorang yang mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
e.            Sikap yaitu kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima/menolak sesuatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu.
Berdasarkan pada pengertian diatas, hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil dari proses usaha mental / psikis siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga membawa perubahan pada diri siswa.
Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam belajar dan sejauh mana sistem pembelajaran yang diberikan guru berhasil atau tidak. Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila kompetensi dasar yang diinginkan tercapai.
2.         Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil, akan membuahkan sikap mental bersifat cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku yang:
a.             Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah negara.
b.            Berbudi pekerti luhur, berdisplin dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
c.             Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak kewajibannya sebagai warga negara.
d.            Bersikap profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
e.             Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara (Kep. Ditjen Dikti No 267/Dikti/Kep/2000).
3.         Proses Pemilu dan Pilkada
Pemilu adalah wujud nyata keikutsertaan rakyat dalam mengelola negara. Lewat pemilu rakyat memberikan suaranya untuk memilih orang-orang yang dipercaya untuk memegang kekuasaan negara. Pemilu bertujuan untuk memilih wakil-wakil rakyat baik yang duduk di DPR, DPD, maupun DPRD. Melalui pemilu juga rakyat memilih presiden dan wakil presiden. Pemilu dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Penyelenggara Pemilu di Indonesia adalah sebuah lembaga independen yang bernama Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berkedudukan di Jakarta. Dalam melaksanakan tugas nasional tersebut KPU akan dibantu oleh KPUD, PPK, PPS dan KPPS.
Penyelenggara Pemilu secara lengkap adalah sebagai berikut:
a.       Komisi Pemilihan Umum (KPU), berkedudukan di Jakarta;
b.      Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi (KPUD Provinsi) berkedudukan di setiap povinsi;
c.       Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten/Kota (KPUD Kabupaten/Kota) berada disetiap kabupaten dan kota;
d.      Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), berada di setiap kecamatan;
e.       Panitia Pemungutan Suara (PPS), berada di setiap desa/kelurahan; dan
f.       Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) berada di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Pilkada adalah pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di provinsi, kabupaten dan kota. Pilkada diatur dalam UU No 32 tahun 2004. Sebutan kepala daerah provinsi adalah gubernur dan wakil gubernur. Di kabupaten, bupati dan wakil bupati. Di kota, walikota dan wakil walikota. Pilkada diaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pilkada provinsi dilaksanakan oleh KPUD Provinsi. Pilkada kabupaten/kota dilaksanakan oleh KPUD Kabupaten/Kota. Tahap-tahap persiapan Pilkada yaitu:
a.       pembentukan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS);
b.      pendaftaran dan penetapan pemilih;
c.       pendaftaran dan penetapan pasangan calon;
d.      pelaksanaan kampanye;
e.       pemungutan suara;
f.       penghitungan suara.
4.         Pengertian Metode Simulasi
Simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya (Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sudjana, 2000: 89). Metode simulasi menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode simulasi terutama dipakai untuk menjelaskan proses atau kejadian yang tidak dapat diamati secara langsung atau yang diprediksi akan terjadi.
Menurut Roestiyah (Strategi Belajar Mengajar, 2001: 22) teknik simulasi baik sekali digunakan karena:
1)   Menyenangkan siswa.
2)   Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa.
3)   Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
4)   Mengurangi hal-hal yang verbalistis atau abstrak.
5)   Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.
6)   Menimbulkan semacam interaksi antarsiswa, yang memberi kemungkinan timbulnya keutuhan dan kegotongroyongan serta kekeluargaan yang sehat.
7)   Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban/kurang cakap.
8)   Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
Teknik ini baik dan memiliki keunggulan, tetapi masih juga mempunyai kelemahan, yaitu:
1)   Sebagian besar siswa yang tidak bermain peran dapat menjadi kurang aktif.
2)   Banyak memakan waktu, baik persiapan dalam rangka pemahaman isi maupun pada pelaksanaannya.
3)   Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
4)   Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan penonton yang kadang bertepuk tangan dan tertawa.
Bila guru mampu mengurangi kelemahan-kelemahan itu, maka pelaksanaan teknik simulasi akan berhasil.
Menurut Joyce dan Weil (dalam Sukamto, Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran, 1997: 50), proses pembelajaran dengan simulasi memiliki tahap-tahap sebagai berikut:
1)   Tahap pertama, adalah tahap orientasi yang meliputi menyajikan topik yang akan disimulasikan, menjelaskan prinsip simulasi dan memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.
2)   Tahap kedua, merupakan tahapan latihan bagi peserta simualsi. Pada tahap ini meliputi membuat skenario (menentukan peranan) dan mencoba dengan singkat kegiatan simulasi.
3)   Tahap ketiga, yaitu tahap inti (proses simulasi). Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh para pemain peran simuasi.
4)   Tahap keempat, disebut juga tahap pemantapan/debricfing. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang telah dilakukan, memberi penjelasan mengenai kesulitan-kesulitan dan wawasan para siswa, menganalisis proses, membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata dan menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran.
Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa diberi kesempatan membuat simpulan sendiri mengenai hal yang telah disimulasikan, maka siswa akan menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.


B.        Penelitian yang Relevan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………???????

C.       Kerangka Berpikir
1.      Kondisi awal
Pada mata pelajaran PKN materi proses pemilu dan pilkada di kelas VI semester I tahun pelajaran 2015-2016 SDN Sarwadadi 04 diperoleh nilai hasil belajar siswa yang masih rendah. Berdasarkan data nilai hasil belajar siswa, dari 20 siswa hanya 3 siswa yang mendapat nilai diatas 75, hal ini berarti hanya 15% siswa yang berhasil dan masih ada 85% siswa yang belum berhasil. Melihat kondisi tersebut, maka peneliti melakukan refleksi pembelajaran. Pada saat pembelajaran peneliti sudah menggunakan metode diskusi, Tanya jawab, dan penugasan. Akan tetapi penggunaan metode tersebut belum bisa mengantarkan siswa memperoleh hasil belajar yang baik
2.      Kondisi yang diharapkan saat penelitian dilaksanakan
Peneliti memikirkan metode yang bisa menghadirkan proses pemilu dan pilkada secara nyata yang bisa dilihat, dirasakan, dan dialami oleh siswa.. Oleh karena itu, kemudian peneliti memilih penggunaan metode simulasi. Metode Simulasi mengharuskan siswa memainkan peran tertentu,. Kejadian atau proses analogis yang dimunculkan dalam simulasi akan memudahkan siswa untuk memahami proses atau kejadian sebenarnya.
3.      Kondisi akhir setelah penelitian dilaksanakan
Setelah penelitian dilaksanakan diharapkan siswa dapat lebih memahami proses pemilu dan pilkada.
D.       Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas maka hipotesis tindakan yang akan dilakukan adalah dengan metode simulasi  dapat  meningkatkan hasil belajar PKn materi proses pemilu dan pilkada di kelas VI SDN Sarwadadi 04.

BAB  III. METODOLOGI PENELITIAN
A.       Setting Penelitian (Tempat dan waktu penelitian)
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Sarwadadi 04 Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap, pada semester satu tahun pelajaran 2015-2016.
B.        Subjek Penelitian
Siswa kelas VI SD Negeri Sarwadadi 04 pada semester satu tahun pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 20 siswa.
C.       Teknik dan Alat   Pengumpulan Data
1.      Teknik Pengumpulan Data:
a.       Teknik Test : pilihan ganda, esai, praktik
b.      Teknik nontest: wawancara, observasi, angket,
2.      Alat Pengumpulan data
a.       Soal
Pemberian soal dilakukan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan.
b.      Lembar Observasi
Lembar observasi disiapkan oleh peneliti bersama rekan sejawat, kemudian lembar observasi tersebut digunakan oleh teman sejawat untuk mengamati peneliti dan siswa ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
c.       Lembar Wawancara
Lembar wawancara disiapkan oleh peneliti, setelah selesai pembelajaran dilakukan wawancara untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran PKn.
d.      Kajian Dokumen
Kajian dokumen dilakukan terhadap Kurikulum, RPP, materi pelajaran, pendekatan yang digunakan, dan hasil belajar siswa.
D.       Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan mengunakan analisis deskriptif,  kuantitatif,  kualitatif  berkaitan dengan hasil belajar mata pelajaran PKn materi proses pemilu dan pilkada di kelas VI SDN Sarwadadai 04 pada semester I tahun pelajaran 20152016
E.        Indikator Kinerja
Dalam penelitian ini yang menjadi indikator keberhasilan adalah hasil belajar siswa. Dengan kriteria siswa mencapai hasil belajar yang tinggi untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Prestasi belajar siswa diukur  menggunakan tes formatif.
Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari :
1.         Secara individu siswa dinyatakan tuntas apabila hasil nilai ulangan formatif lebih dari 75.
2.         Sekurang-kurangnya 85 % dari 20 siswa tuntas belajar dalam mata pelajaran PKn pada materi proses pemilu dan pilkada.
F.        Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan siklus-siklus. Dalam penelitian ini masing-masing siklus berisi kegiatan:
1.      Perencanaan
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.
2.      Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
3.      Observasi/Pengamatan
Kegiatan observasi bertujuan untuk mengumpulkan data saat pelaksanaan tindakan. Peneliti dibantu oleh rekan sejawat yang selanjutnya disebut dengan kolaboran. Kolaboran mengamati peneliti yang sedang melaksanakan proses pembelajaran ( kolaboran duduk di belakang). Kolaboran mencatat dan menganalis hal-hal yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran. Kolaboran merekam hasil pembelajaran yang sedang dilakukan oleh peneliti.
4.      Refleksi
Pada kegiatan refleksi peneliti melakukan analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Peneliti mempelajari setiap informasi yang terkumpul dan mengaitkanan informasi yang satu dengan lainnya, serta mempelajari kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Berdasarkan hasil refleksi peneliti metarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Kemudian mencatat hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan pada pertemuan berikutnya.
F    Jadwal Penelitian
No.
Kegiatan
Bulan  ke
1
2
3
1
Tahap persiapan
x











2
Tahap Pelaksanaan Siklus I

x
x









3
Tahap Pelaksanaan Siklus II



x
x







4
Tahap analisis data


x
x
x
x
x
x
x



5
Tahap Pelaporan hasil









x
x




Label: , , , , , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda