Contoh Proposal PTK : Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Proses Pemilu dan Pilkada Melalui Metode Simulasi
Judul : Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Proses Pemilu dan
Pilkada Melalui Metode Simulasi
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
politik sudah dikenalkan pada siswa sekolah dasar melalui mata pelajaran PKn.
Pendidikan politik bagi siswa sebagai bagian dari masyarakat diharapkan dapat
dijadikan bekal untuk memahami kehidupan bernegara. Akan tetapi pada
kenyataannya siswa masih kesulitan memahami proses politik di Negara kita
khususnya proses pemilu dan pilkada. Hal ini wajar terjadi karena siswa sekolah
dasar masih kesulitan memahami konsep abstrak yang belum pernah mereka alami.
Seperti yang
terjadi di sekolah peneliti, yaitu di kelas VI SDN Sarwadadi 04, pada mata
pelajaran PKn materi proses pemilu dan pilkada diperoleh nilai hasil belajar
siswa yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari data nilai hasil belajar
siswa sebagai berikut :
Tabel Rentang
Nilai Ulangan PKn
Materi Proses
Pemilu dan Pilkada
Rentang nilai
|
Frekuensi
|
Persentase
|
0 – 25
|
2
|
10%
|
26 – 50
|
8
|
40%
|
51 – 75
|
7
|
35%
|
76 – 100
|
3
|
15%
|
Dari table di atas dapat dilihat bahwa dari 20 siswa, yang mendapat
nilai di atas 75 hanya 3 siswa, ini berarti hanya 15% siswa yang berhasil dan
masih ada 85% siswa yang belum berhasil.
Pada saat
kegiatan pembelajaran, peneliti sudah menggunakan beberapa metode pembelajaran
seperti diskusi, tanya jawab dan. Akan tetapi penerapan metode pembelajarn seperti
itu belum dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Untuk mengatasi
kondisi tersebut maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang lebih menarik
dan dapat diterima siswa dengan baik. Untuk itu, peneliti mencoba menggunakan
metode simulasi. Peneliti memilih metode simulasi karena metode ini dapat
memindahkan situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena
adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya.
Sehingga dengan menggunakan metode simulasi diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn materi proses pemilu dan pilkada.
B.
Rumusan Masalah
Apakah dengan
metode simulasi dapat meningkatkan hasil belajar PKN materi proses pemilu dan
pilkada di kelas VI SDN Sarwadadi 04
Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap?
C.
Tujuan Penelitian
Untuk
mengetahui efektivitas metode simulasi
untuk meningkatkan hasil belajar PKN
materi proses pemilu dan pilkada di
kelas VI SDN Sarwadadi 04 Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi
guru
Dapat menambah pengetahuan
guru tentang metode yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar PKN materi
proses pemilu dan pilkada
2.
Bagi
siswa
Meningkatkan hasil belajar PKN
materi proses pemilu dan pilkada
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Landasan Teori
1.
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Menurut Gagne (dalam
Djiwandono, Psikologi Pendidikan, 1989: 205), hasil belajar dapat dibagi
menjadi 5 kelompok, yaitu sebagai berikut:
a.
Informasi
verbal yaitu tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang yang dapat diungkapkan
melalui bahasa lisan maupun tertulis kepada orang lain.
b.
Kemahiran
intelektual yaitu kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan lingkungannya
dan dengan dirinya sendiri.
c.
Pengetahuan
kegiatan kognitif yaitu kemampuan yang dapat menyalurkan dan mengarahkan
aktifitas kognitifnya sendiri, khususnya bila sedang belajar dan berfikir.
d.
Ketrampilan
motorik yaitu seorang yang mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani
dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai
anggota badan secara terpadu.
e.
Sikap
yaitu kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima/menolak sesuatu objek
berdasarkan penilaian terhadap objek itu.
Berdasarkan pada pengertian diatas, hasil
belajar dapat diartikan sebagai hasil dari proses usaha mental / psikis siswa
dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga membawa perubahan pada diri
siswa.
Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan
sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam belajar dan sejauh mana sistem
pembelajaran yang diberikan guru berhasil atau tidak. Suatu proses belajar
mengajar dikatakan berhasil apabila kompetensi dasar yang diinginkan tercapai.
2.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara
dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga
negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Pendidikan
Kewarganegaraan yang berhasil, akan membuahkan sikap mental bersifat cerdas,
penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku yang:
a.
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah negara.
b.
Berbudi
pekerti luhur, berdisplin dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
c.
Bersikap
rasional, dinamis dan sadar akan hak kewajibannya sebagai warga negara.
d.
Bersikap
profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
e.
Aktif
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara (Kep. Ditjen Dikti No 267/Dikti/Kep/2000).
3.
Proses Pemilu dan Pilkada
Pemilu
adalah wujud nyata keikutsertaan rakyat dalam mengelola negara. Lewat pemilu
rakyat memberikan suaranya untuk memilih orang-orang yang dipercaya untuk memegang kekuasaan negara. Pemilu bertujuan untuk memilih
wakil-wakil rakyat baik yang duduk di DPR, DPD, maupun DPRD. Melalui pemilu
juga rakyat memilih presiden dan wakil presiden. Pemilu dilaksanakan dengan
asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Penyelenggara Pemilu di
Indonesia adalah sebuah lembaga independen yang bernama Komisi Pemilihan Umum
(KPU) yang berkedudukan di Jakarta. Dalam melaksanakan tugas nasional tersebut
KPU akan dibantu oleh KPUD, PPK, PPS dan KPPS.
Penyelenggara
Pemilu secara lengkap adalah sebagai berikut:
a. Komisi Pemilihan Umum (KPU), berkedudukan di Jakarta;
b. Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi (KPUD Provinsi)
berkedudukan di setiap povinsi;
c. Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten/Kota (KPUD Kabupaten/Kota)
berada disetiap kabupaten dan kota;
d. Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), berada di setiap kecamatan;
e. Panitia Pemungutan Suara (PPS), berada di setiap
desa/kelurahan; dan
f. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) berada
di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Pilkada adalah pemilihan kepala daerah dan wakil
kepala daerah di provinsi, kabupaten dan kota. Pilkada diatur dalam UU No 32
tahun 2004. Sebutan kepala daerah provinsi adalah gubernur dan wakil gubernur.
Di kabupaten, bupati dan wakil bupati. Di kota, walikota dan wakil walikota.
Pilkada diaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur dan adil. Pilkada provinsi dilaksanakan oleh KPUD Provinsi.
Pilkada kabupaten/kota dilaksanakan oleh KPUD Kabupaten/Kota. Tahap-tahap
persiapan Pilkada yaitu:
a. pembentukan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK),
Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
(KPPS);
b. pendaftaran dan penetapan pemilih;
c. pendaftaran dan penetapan pasangan calon;
d. pelaksanaan kampanye;
e. pemungutan suara;
f. penghitungan suara.
4.
Pengertian Metode Simulasi
Simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan
sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau
melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peranan mengenai suatu
tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya
(Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sudjana, 2000: 89). Metode simulasi menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang
menggantikan proses, kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode simulasi
terutama dipakai untuk menjelaskan proses atau kejadian yang tidak dapat
diamati secara langsung atau yang diprediksi akan terjadi.
Menurut Roestiyah (Strategi Belajar
Mengajar, 2001: 22) teknik simulasi baik sekali digunakan karena:
1) Menyenangkan
siswa.
2) Menggalakkan
guru untuk mengembangkan kreativitas siswa.
3) Memungkinkan
eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
4) Mengurangi
hal-hal yang verbalistis atau abstrak.
5) Tidak
memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.
6) Menimbulkan
semacam interaksi antarsiswa, yang memberi kemungkinan timbulnya keutuhan dan
kegotongroyongan serta kekeluargaan yang sehat.
7) Menimbulkan
respon yang positif dari siswa yang lamban/kurang cakap.
8) Menumbuhkan
cara berfikir yang kritis.
Teknik ini baik dan memiliki keunggulan,
tetapi masih juga mempunyai kelemahan, yaitu:
1) Sebagian
besar siswa yang tidak bermain peran dapat menjadi kurang aktif.
2) Banyak
memakan waktu, baik persiapan dalam rangka pemahaman isi maupun pada
pelaksanaannya.
3) Memerlukan
tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
4) Sering
kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan penonton yang kadang bertepuk
tangan dan tertawa.
Bila guru mampu mengurangi
kelemahan-kelemahan itu, maka pelaksanaan teknik simulasi akan berhasil.
Menurut Joyce dan Weil (dalam Sukamto, Teori
Belajar dan Model-Model Pembelajaran, 1997: 50), proses pembelajaran dengan
simulasi memiliki tahap-tahap sebagai berikut:
1) Tahap
pertama, adalah tahap orientasi yang meliputi menyajikan topik yang akan
disimulasikan, menjelaskan prinsip simulasi dan memberikan gambaran teknis
secara umum tentang proses simulasi.
2) Tahap
kedua, merupakan tahapan latihan bagi peserta simualsi. Pada tahap ini meliputi
membuat skenario (menentukan peranan) dan mencoba dengan singkat kegiatan
simulasi.
3) Tahap
ketiga, yaitu tahap inti (proses simulasi). Pada tahap ini ada beberapa kegiatan
yang dilakukan oleh para pemain peran simuasi.
4) Tahap
keempat, disebut juga tahap pemantapan/debricfing. Ada beberapa kegiatan yang
dilakukan dalam tahap ini yaitu memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang
telah dilakukan, memberi penjelasan mengenai kesulitan-kesulitan dan wawasan
para siswa, menganalisis proses, membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia
nyata dan menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran.
Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa
diberi kesempatan membuat simpulan sendiri mengenai hal yang telah
disimulasikan, maka siswa akan menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
B.
Penelitian yang Relevan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………???????
C.
Kerangka Berpikir
1. Kondisi awal
Pada mata pelajaran PKN materi proses pemilu dan pilkada di kelas
VI semester I tahun pelajaran 2015-2016 SDN Sarwadadi 04 diperoleh nilai hasil
belajar siswa yang masih rendah. Berdasarkan data nilai hasil belajar siswa,
dari 20 siswa hanya 3 siswa yang mendapat nilai diatas 75, hal ini berarti
hanya 15% siswa yang berhasil dan masih ada 85% siswa yang belum berhasil.
Melihat kondisi tersebut, maka peneliti melakukan refleksi pembelajaran. Pada
saat pembelajaran peneliti sudah menggunakan metode diskusi, Tanya jawab, dan
penugasan. Akan tetapi penggunaan metode tersebut belum bisa mengantarkan siswa
memperoleh hasil belajar yang baik
2. Kondisi yang diharapkan saat penelitian
dilaksanakan
Peneliti memikirkan metode yang bisa menghadirkan proses pemilu dan
pilkada secara nyata yang bisa dilihat, dirasakan, dan dialami oleh siswa..
Oleh karena itu, kemudian peneliti memilih penggunaan metode simulasi. Metode
Simulasi mengharuskan siswa memainkan peran tertentu,. Kejadian atau proses
analogis yang dimunculkan dalam simulasi akan memudahkan siswa untuk memahami
proses atau kejadian sebenarnya.
3. Kondisi akhir setelah penelitian
dilaksanakan
Setelah penelitian dilaksanakan
diharapkan siswa dapat lebih memahami proses pemilu dan pilkada.
D.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas maka
hipotesis tindakan yang akan dilakukan adalah dengan metode simulasi dapat
meningkatkan hasil belajar PKn materi proses pemilu dan pilkada di kelas
VI SDN Sarwadadi 04.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A.
Setting Penelitian (Tempat dan waktu penelitian)
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas VI SD
Negeri Sarwadadi 04 Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap, pada semester satu
tahun pelajaran 2015-2016.
B.
Subjek Penelitian
Siswa kelas VI SD Negeri Sarwadadi 04 pada semester satu tahun
pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 20 siswa.
C.
Teknik dan Alat Pengumpulan
Data
1.
Teknik
Pengumpulan Data:
a.
Teknik
Test : pilihan ganda, esai, praktik
b.
Teknik
nontest: wawancara, observasi, angket,
2.
Alat
Pengumpulan data
a.
Soal
Pemberian soal
dilakukan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah
kegiatan pemberian tindakan.
b.
Lembar
Observasi
Lembar observasi
disiapkan oleh peneliti bersama rekan sejawat, kemudian lembar observasi
tersebut digunakan oleh teman sejawat untuk mengamati peneliti dan siswa ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung.
c.
Lembar
Wawancara
Lembar wawancara
disiapkan oleh peneliti, setelah selesai pembelajaran dilakukan wawancara untuk
memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran PKn.
d.
Kajian
Dokumen
Kajian dokumen
dilakukan terhadap Kurikulum, RPP, materi pelajaran, pendekatan yang digunakan,
dan hasil belajar siswa.
D.
Analisis Data
Analisis data
yang dilakukan dengan mengunakan analisis deskriptif, kuantitatif,
kualitatif berkaitan dengan hasil
belajar mata pelajaran PKn materi proses pemilu dan pilkada di kelas VI SDN
Sarwadadai 04 pada semester I tahun pelajaran 20152016
E.
Indikator Kinerja
Dalam penelitian ini
yang menjadi indikator keberhasilan adalah hasil belajar siswa. Dengan kriteria
siswa mencapai hasil belajar yang tinggi untuk meningkatkan prestasi
belajarnya. Prestasi belajar siswa diukur menggunakan tes formatif.
Indikator keberhasilan
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari :
1.
Secara individu siswa dinyatakan tuntas apabila hasil nilai ulangan
formatif lebih dari 75.
2.
Sekurang-kurangnya 85 % dari 20 siswa tuntas belajar dalam mata pelajaran PKn
pada materi proses pemilu dan pilkada.
F.
Prosedur Penelitian
Penelitian yang
dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan siklus-siklus.
Dalam penelitian ini masing-masing siklus berisi kegiatan:
1. Perencanaan
Penyusunan
perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci
perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi
dari permasalahan-permasalahan. Perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti
dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan
tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan,
peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Peneliti
melaksanakan tindakan berdasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar
hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
3. Observasi/Pengamatan
Kegiatan observasi bertujuan
untuk mengumpulkan data saat pelaksanaan tindakan. Peneliti dibantu oleh rekan
sejawat yang selanjutnya disebut dengan kolaboran. Kolaboran mengamati peneliti
yang sedang melaksanakan proses pembelajaran ( kolaboran duduk di belakang).
Kolaboran mencatat dan menganalis hal-hal yang menjadi permasalahan dalam
pembelajaran. Kolaboran merekam hasil pembelajaran yang sedang dilakukan oleh peneliti.
4. Refleksi
Pada kegiatan refleksi peneliti
melakukan analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi yang
diperoleh saat kegiatan tindakan. Peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Peneliti mempelajari setiap
informasi yang terkumpul dan mengaitkanan informasi yang satu dengan lainnya,
serta mempelajari kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada
dan relevan. Berdasarkan hasil refleksi peneliti metarik kesimpulan yang mantap
dan tajam. Kemudian mencatat hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan pada
pertemuan berikutnya.
F Jadwal Penelitian
No.
|
Kegiatan
|
Bulan ke
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
|||||||||||
1
|
Tahap
persiapan
|
x
|
|||||||||||
2
|
Tahap
Pelaksanaan Siklus I
|
x
|
x
|
||||||||||
3
|
Tahap
Pelaksanaan Siklus II
|
x
|
x
|
||||||||||
4
|
Tahap
analisis data
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|||||
5
|
Tahap
Pelaporan hasil
|
x
|
x
|
Label: Hasil Belajar, Kelas, Melalui Metode Simulasi, Penelitian, Peningkatan, PKn Materi Proses Pemilu dan Pilkada, PTK, Terbaru, Tindakan
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda