Kamis, 22 Desember 2022

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

 JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN

MODUL 3.3

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID


Oleh : Nur Salam, S.Pd.SD

CGP Angkatan 5 Kabupaten Banyumas


Assalamualaikum wrwb

Salam dan Bahagia

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pembelajaran pada modul 3.3 program guru penggerak angkatan 5 kabupaten Banyumas tentang Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid serta merefleksikan pembelajaran tersebut agar dapat meningkatkan pada materi-materi atau kegiatan serupa di kemudian hari.

Bapak ibu.... perlu kita ketahui bersama bahwa kegiatan pembelajaran pada modul 3.3 ini merupakan kegiatan pembelajaran terakhir pada program pendidikan guru penggerak. Setelah selesai kegiatan, diharapkan calon guru penggerak dapat membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia dalam rangka mweujudkan merdeka belajar sesuai dengannjargon guru penggerak yaitu " tergerak, bergerak, menggerakkan".

Menulis jurnal refleksi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh calon guru penggerak. Dalam merefleksikan diri terkait pembelajara yangtelah diikuti, seorang guru penggerak dapat menggubakan model refleksi sesuai yang disukainya.

Sabtu, 03 Desember 2022

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

 


JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN
MODUL 3.2
PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
oleh :
NUR SALAM, S.Pd.SD
CGP ANGKATAN 5 KABUPATEN BANYUMAS


Assalamualaikum wrwb

Salam dan Bahagia

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya. Sehingga saya masih diberi kesempatan untuk merefleksikan perjalanan panjang kegiatan diklat calon guru penggerak angkatan 5. Kegiatan pembelajaran program guru penggerak angkatan 5 sudah sampai pada akhir modul 3.2  tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Saya berharap senantiasa berpikir positif dan dapat memanfaatkan asset atau kekuatan-keuatan yang ada di sekolah untuk kemajuan pendidikan, khususnya pendidikan yang berpihak pada murid.

Menulis jurnal refleksi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh calon guru penggerak. Dalam merefleksikan diri terkait pembelajara yangtelah diikuti, seorang guru penggerak dapat menggubakan model refleksi sesuai yang disukainya.

Saya sendiri lebih suka menggunakan model 4F ( Fact, Feelings, Findings, Future) yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenway. Jurnal refleksi model 4F ini juga bisa diterjemahkan menjadi 4P, yang terdiri dari 4 tahap. Berikut ini refleksi saya terkait materi modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya.

1. Fact (Peristiwa ) 


Kegiatan pembelajaran dengan alur MERDEKA dimulai dari " Mulai Diri " yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2022. Pada alur ini, saya diingatkan kembali tentang ekosistem sekolah, hal-hal yang mempengaruhinya serta peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Selain itu juga harapan-harapan setelah mempelajari kodul ini.
 

Kegiatan selanjutnya yaitu " EKSPLORASI KONSEP" , pada kegiatan ini saya mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah. Membedakan pendekatan berbasis aset dan berbasis masalah. Selain itu juga mempelajari pengelolaan sumber daya di sekolah dengan ppendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset ( Asset Bassed Community Development / ABCD ) dengan memetakan aset/kekuatan mendaji 7 aset atau modal utama. Selain itu, melalui forum diskusi membuat saya semakin paham akan materi tentang pemetaan aset ini.

 




Alur selanjtnya yatitu " RUANG KOLABORASI ", melalui ruang kolaborasi ini, bersama calon guru penggerak lain ditugaskan untuk memetakan aset daerah kabupaten Banyumas, serta memetakan salah satu aset sekolah dari salah satu calon guru penggerak. Banyak sekali hal-hal baru yang saya dapatkan melalui kegiatan ini terkait pemetaan aset. Kegiatan diskusi kelompok yang dilaksanakan secara daring juga terkadang membuat mis persepsi antar peserta. Sehingga diskusi terkadang "alot" untuk memutuskan suatu hal. Namun dengan kegigihan kami, kegiatan diskusi kelompok dapat berjalan dengan baik dan dapat menyajikan materi presentasi tentang aset daerah kabupaten Banyumas dengan memuaskan.


 

 Alur kegiatan pembelajaran pada program guru penggerak ini diatur sedemikian sehingga membuat peserta dapat belajar secara terperinci dan terprogram sehingga tidak mengganggu kegiatan tugas pokonya sebagai guru. Kegiatan selanjutnya yaitu " DEMONSTRASI KONTEKSTUAL ". Pada alur ini, calon guru penggerak dibawa kembali ke modul 1.3 tentang visi, prakarsa perubahan dan BAGJA. Tugas pada alur ini yaitu menganalisis video dengan panduan pertanyaan-pertanyaan tentang aset melalui alur BAGJA.



Kegiatan pembelajaran dilanjutkan melalui alur " ELABORASI PEMAHAMAN ". Kegiatan dilakukan melui media daring dengan google meet bersama instruktur Puti A.Hamid. Melalui alur ini, saya semakin paham tentang pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset ( Asset Bassed Community Development / ABCD ) serta peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.

 

Kegiatan akhir pada kegiatan pembelajaran yaitu " KONEKSI ANTAR MATERI " sebelum nantinya materi ini kita terapkan melalui kegiatan " AKSI NYATA". Pada laur ini calon guru penggerak ditugaskan untuk membuat kesimpulan serta mengkaitkan dengan materi-materi pada modul sebelumnya.


 

Banyaknya kegiatan yang sedang dilaksanakan di sekolah serta adanya kegiatan-kegiatan dalam rangka HUR PGRI membuat kegiatan pembelajaran pada alur merdeka ini sedikit terhambat, sehingga alur " AKSI NYATA " baru dapat dilaporkan pada tanggal 1 Desember 2022. Namun hal tersebut tidak mengurasi semangat dan motivasi untuk menerapkan konsep konsep dan metri pada modul 3.2 ini di sekolah. 



 2. Feelings ( Perasaaan )

Setelah mempelajari modul 3.2 ini, saya merasa senang karena dapat memahami materi-materi yang terkait pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Mempelajari hal-hal yang mempengaruhi ekosistem sekolah serta pendekatan berbasis masalah dan berbasis aset. Selian itu juga membuka pikiran saya, bahwa kita harus senantiasa berpikir positif, sehingga kita tidak dibelenggu hal-hal negatif yang akan membuat kita fokus untuk menutupi hal-hal negatif ( kekurangan ) tersebut. 

 

3Findings ( Pembelajaran

Mempelajari modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya semakin membuka pikiran saya tentang banyak hal mengenai pendekatan berbasis kekurangan dan penedekatan berbasis aset. Banyak sekali pengalaman-pengalaman baru dalam hal memetakan dan menganalisis aset-aset sekolah yang harus digali dan dioptimalkan pemanfaatanya. Selain itu dengan senantiasa berpikiran positif saya optimis dapat memanfaatkan aset/kekeuatan yang ada di sekolah saya agar berdampak pada pembelajaran yang berpihak pada murid.

 

4. Future ( Penerapan )

Untuk dapat memanfaatkan aset-aset yang ada di sekolah tentunya dibutuhkan data yang akurat. Oleh karena itu pemetaan dan indentifikasi aset-aset sekolah merupakan langkah awal saya untuk dapat memanfaatkan aset tersebut bagi pembelajaran yang berdapak dan berpihak kepada murid.  Kedepan saya akan senantiasa belajar dan menggali aset-aset sekolah dengan berkolaborasi dengan semua warga sekolah untuk dapat merancang rencana berdasarkan visi dan kekuatan sehingga dapat mewujudkan sekolah impian murid-murid yaitu sekolah yang memenuhi kebutuhan belajar murid, serta pembelajaran yang berdampak dan berpihak pada murid.


Demikian refleksi modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, semoga bermanfaat.


Guru Penggerak
Tergerak, Bergerak, Menggerakan

Wassalamualaikum wrwb 


 




Jumat, 18 November 2022

PENGUMUMAN WORKSHOP PENULISAN PUISI

 Assalamualaikum wrwb

Salam dan bahagia,


Bedasarkan Rapat Panitia Penulisan Puisi Bagi Guru SD/MI Korwilcam Dindik Somagede pada Sabtu tanggal 19 November 2022, dengan ini kami menyampaikan pengumuman " Kelulusan" Program Kegiatan Workshop Penulisan Puisi Bagi Guru SD/MI Korwilcam Dindik Somagede Tahun 2022.

Kepada bapak ibu guru hebat, kami panitia Workshop Penulisan Puisi bagi guru SD/MI Korwilcam Dindik Somagede mengucapkan " Selamat " kapada bapak ibu yang dinyatakan "LULUS" pada kegiatan Workshop Penulisan Puisi ini.

Bagi bapak ibu yang akan melihat pengumuman kelulusan dapat menuliskan " Nama Lengkap ' dengan huruf Kapital " pada kolom yang telah disediakan di bawah ini.


Terima kasih



Selasa, 25 Oktober 2022

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN


Assalamualaikum web

Salam dan Bahagia

 

Kegiatan pembelajaran program guru penggerak angkatan 5 sudah sampai pada akhir modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Saya berharap  dapat menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam mengambil keputusan, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. tentunya pengambilan keputusan yang berpihak pada murid.

Menulis jurnal refleksi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh calon guru penggerak. Dalam merefleksikan diri terkait pembelajara yangtelah diikuti, seorang guru penggerak dapat menggubakan model refleksi sesuai yang disukainya.

 Baca juga :  Jurnal Refkleksi Modul 2.3 CoachingUntuk Supervisi Akademik

Saya sendiri lebih suka menggunakan model 4F ( Fact, Feelings, Findings, Future) yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenway. Jurnal refleksi model 4F ini juga bisa diterjemahkan menjadi 4P, yang terdiri dari 4 tahap. Berikut ini refleksi saya terkait materi modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin.

1. Fact (Peristiwa ) 

Kegiatan pebelajaran modul ini juga menggunakan alur "MERDEKA" dimana kegiatan dimulai dengan kegiatan "mulai diri ". Selanjutnya CGP melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri di LMS pada eksplorasi konsep secara mandiri tentang nilai-nilai kebajikan universal, paradigma delima etika dan prinsip pengambilan keputusan. Pada kegitan eksplorasi konsep kami CGP juga melakukan kegiatan menganalisis sebuah kasus yang ada di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadikan pemimipin pembelajaran. Disini kami juga memberikan komentar, tanggapan, dan berdiskusi dengan CGP lainnya dalam setiap kasus yang dipilih. Setelah melakukan pembelajaran secara mandiri dilanjutkan pada ruang kolaborasi. Ruang kolaborasi presentasi mendorong CGP untuk mendalami suatu kasus dan menajamkan CGP untuk menguasai konsep terkait dilemma etika dan membedakannya dengan bujukan moral. Dilemma etika adalah suatu kondisi seseorang harus menentukan pilihan tepat dari dua pilihan yang dihadapi yang secara moral kedua pilihan  tersebut benar akan tetapi berlawanan. Sedangkan bujukan moral adalah kondisi seseorang dihadapkan dengan dua pilihan antara benar dan salah.

Dalam ruang kolaborasi presentasi CGP selain mampu membedakan antara bujukan moral dan dilemma etika. CGP pun dituntut untuk menguasai konsep empat paradigma pengambilan keputusan Individu versus masyarakat, Rasa keadilan versus rasa kasihan, Kebenaran versus kesetiaan, dan Jangka pendek versus jangka panjang. CGP harus mendalami prinsip yang dipegang dalam pengambilan keputusan meliputi: Berpikir Berbasis Hasil Akhir, Berpikir Berbasis Peraturan, dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli. Serta mendalami 9 langkah dalam mengambil dan menguji keputusan. Pada minggu ini juga ada pendampingan individu oleh PP. Pada pendampingan ini dikhususkan pada proses kegiatan pembelajaran yang kami lakukan, apakah sudah melakukan pembelajaran berdiferensiasi dan memasukkan kompetensi sosial emosional. Kami juga melakukan diskusi terkaiat budaya atau keyakinan kelas kami. Proses pendampingan ini juga dapat menambah wawasan kami CGP dalam memahami dan mempraktekkan secara nyata di sekolah apa yang telah kami peroleh.

Baca Juga : Koneksi Antarmateri Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi

2. Feelings ( Perasaaan ) 

Setelah mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin memberikan banyak gambaran kepada saya dalam hal pengambilan sebuah keputusan, khususnya untuk kasus-kasus yang tergolong dilema etika. Dengan mempelajari 4 paradiga, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan ini, saya merasa lebih tegar dan siap lagi ketika ke depannya menemukan kasus-kasus yang menjurus ke dilema etika.


3Findings ( Pembelajaran

Kegiatan minggu ini banyak sekali memberikan pengalaman dan pembelajaran dalam menghadapai sebuah kasus. Perasaan peduli dan kasih sayang kepada murid harus selalu kita kedepankan demi masa depan mereka. Pada aktivitas pembelajaran ruang kolaborasi menjadikan CGP kreatif, inovatif, kolaboratif dan mandiri dalam menghadapi sebuah kasus dengan mengaplikasikan Sembilan langkah pengembilan dan pegujian keputusan yang didalamnya menuntut CGP untuk lebih paham segala hal terkait dengan konsep pengambilan keputusan yang tepat khusus kasus dilemma etika. CGP harus mengupas habis suatu kasus dengan menyelaraskan terhadap analisis panduan kasus dilema etika.

 Baca Juga : Laporan Pengembangan Diri Guru Untuk Kenaikan Tingkat

 4. Future ( Penerapan )

Langkah awal adalah mengimplementasikan mulai dari konsep pengambilan keputusan dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Kemudian berkoordinasi dan meminta izin kepada kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah (meminta waktu untuk bisa mengadakan sosialisasi terkait praktik baik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran).  Selanjutnya memaksimalkan peran komunitas praktisi untuk bergerak bersama memberikan pemahaman terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran secara tepat dengan mengaplikasikan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Semua warga sekolah mendapatkan pengetahuan terkait 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dan bersama-sama menerapkan dalam keseharian.


Demikian refleksi modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, semoga bermanfaat


Guru Penggerak

Tergerak, Bergerak, Menggerakan

Wassalamualaikum wrwb 

 

Jumat, 21 Oktober 2022

JURNAL REFLEKSI MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Jurnal Refleksi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik 

Assalamualaikum wrwb

Salam dan Bahagia,

Alkhamdulillah pada kesempatan kali ini saya masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menuliskan refleksi diri terkait dengan pembelajaran modul 2.3 program guru penggerak angkatan 5 tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik.

Pembaca yang budiman, menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan merupakan salah satu kewajiban rutin yang harus dilaksanakan oleh seorang calon guru penggerak. 

Dengan melakukan refleksi ini diharapkan seorang calon guru penggerak senantiasa belajar serta belajar menilai diri agar dapat meningkatkan kemampuan dirinya di masa depan. Jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci dalam pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik serta menumbuhkan ketrampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis.

Minggu, 09 Oktober 2022

#TERBARU CONTOH LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI GURU

 BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Oleh karena itu, profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Mengingat pentingnya pengembangan sekolah sebagai pusat pembelajaran diharapkan senantiasa mencermati perubahan-perubahan internal dan eksternal, yang diikuti dengan penyesuaian diri.

Untuk itu sebagai aktualisasi tugas guru sebagai tugas profesional untuk dapat mengembangkan diri keprofesiaannya secara berkelanjutan,yaitu melalu Program Pengembangan Keprofesian  Berkelanjutan (PKB) ini diarahkan untuk dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, ketrampilan, kompetensi sosial, dan kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan kedepan berkaitan dengan profesinya itu.

Berdasarkan Peraturan Menteri  Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, ditegaskan bahwa penilaian kinerja guru merupakan penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. Kegiatan-kegiatan guru yang dinilai angka kreditnya antara lain adalah pendidikan formal dan memperoleh gelar/ijasah dan pendidikan pelatihan (Diklat),  Kegiatan Kolektif Guru pembelajaran/bimbingan, dan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang meliputi pengenbangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.

Berpedoman pada Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan dan manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam hasil belajar peserta didik. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.  Berdasarkan pedoman tersebut seorang guru harus bias membuat dan merancang perangkat penilaian agar terprogram dengan baik.

 

Selasa, 27 September 2022

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN 

MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI


Assalamualaikum wrwb

Salam dan Bahagia

Alkhamdulilah pada kesempatan ini saya masih diberikan kesehatan untuk bisa menulis melakukan refleksi diri terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi modul 2.1, Program Guru Penggerak Angkatan 5. Tentunya, kita sebagai seorang guru harus memiliki sebuah visi yang jelas dalam mengembangkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Menulis jurnal refleksi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh calon guru penggerak setiap 2 minggu sekali setelah menyelesaikan 1 buah modul. Dalam merefleksikan diri terkait dengan pembelajaran yang telah diikuti, seorang calon guru penggerak dapat memilih metode refleksi yang disukainya.


Minggu, 14 Agustus 2022

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak



 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Jurnal Refleksi Dwimingguan

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak



Assalamualaikum wrwb

Salam dan Bahagia

Alkhamdulilah pada kesempatan ini saya masih diberikan kesehatan untuk bisa menulis melakukan refleksi diri terkait dengan pembelajaran mengenai visi guru penggerak pada modul 1.3, Program Guru Penggerak Angkatan 5. Tentunya, kita sebagai seorang guru harus memiliki sebuah visi yang jelas dalam mengembangkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Menulis jurnal refleksi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh calon guru penggerak setiap 2 minggu sekali setelah menyelesaikan 1 buah modul. Dalam merefleksikan diri terkait dengan pembelajaran yang telah diikuti, seorang calon guru penggerak dapat memilih metode refleksi yang disukainya.

Baca Juga: Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Pada jurnal refleksi dwimingguan modul 1. ini, saya akan menggunakan model 4F ( Facts, Feelings, Findings, Future ) yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Jurnal refleksi model 4F ini juga bisa diterjemahkan menjadi 4P, yang terdiri dari 4 tahap yaitu :

1.    Facts ( Peristiwa )

Program guru penggerak yang sempat terhenti beberapa saat, membuat daya juang dan semangat saya sedikit menurun. Selain itu juga karena persiapan pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka di sekolah saya yang akan dimulai pada tahun ajaran baru. Persiapan-persiapan dalam pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka tersebut diantaranya, saya mengikuti kegiatan coaching clinic selama 4 hari di BBPMP provinsi Jawa Tengah. Setelah mengikuti kegiatan tersebut, saya berkewajiban untuk mengimbaskan materi yang saya terima kepada rekan-rekan guru di gugus dan di kecamatan kami.

Alhamdulillah program guru penggerak kembali bergulirmulai tanggal 1 Agustus 2022, namun hal tersebut juga berbarengan dengan masa ujicoba pelaksanaan 5 hari sekolah di Kabupaten Banyumas. 

Dengan berbagai kegiatan menjelang kegiatan HUT RI ke 77, juga sedikit memberikan tantangan sendiri daalam menyelsaikan pembelajaran pada modul 1.3 tentang visi guru penggerak ini. Kegiatan pembelajaran dalam mempelajari modul 1.3 ini masih terasa berat pasca penghentian kegiatan program guru penggerak ini. 

Baca juga  Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2 Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

Pelaksanaan ruang kolaborasi yang dilaksanakan pada tanggal 4 dan 5 Agustus 2022 dan ruang elaborasi pemahaman pada tanggal 9 Agustus 2022 sedikit memberikan nafas dan semangat kembali dalam menapaki program guru penggerak ini. Dengan sedikit terseok-seok akhirnya saya dapat menyelesaikan pembelajaran modul 1.3 tentang visi guru penggerak walaupun sampai diingatkan oleh ibu Suhartini selaku fasilitator kami karena belum mengeirimkan tugas demontrasi kontekstual.

Kendala yang saya hadapi dalam mengikuti rangkaian kegiatan program guru penggerak ini tentunya waktu dan pekerjaan. Namun, dengan komitmen dan semangat yang  tinggi saya yakin dapat mengikuti kegiatan serta menjalankan tugas dengan baik. 

2.    Feelings ( Perasaan )

Setelah mempelajari modul 1.3 tentang visi guru penggerak, pikiran saya terbuka bahwa seorang pendidik tentunya harus memiliki sebuah visi yang jelas agar dapat mewujudkan peserta didik yang unggul dalam prestasi, terampil dalam berkarya, berkarakter profil pelajar pabcasila serta berwawasan global. Sebagai seorang guru tentunya harus dapat menjadi teladan bagi anak didiknya. Untuk dapat menjadi teladan, kita harus memiliki nilai-nilai guru penggerak yaitu berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif serta inovatif. Jika kita sudah memiliki nilai-nilai tersebut, maka dapat menjalankan peran sebagai guru penggerak dengan baik.

Kegiatan pembelajaran  melalui media LMS dan ruang virtual, dalam dua minggu terakhir saya merasa sangat enjoy dan terkadang masih keteteran.  Namun,  kami memiliki Pengajar Praktik dan Fasilitator yang senantiasa mengingatkan serta menuntun kami agar mampu menyelesaikan tugas tepat waktu.

Untuk dapat mewujudkan visi kita, tentunya diperlukan perencanaan yang matang. Untuk merencakanan dalam rangka mewujudkan visi kita dilakukan dengan menggunakan KANVAS BAGJA. Melalui kanvas BAGJA ini, kita dapat membuat pertanyaan dan mencari atau memberikan jawaban atau tindakan yang akan kita lakukan.


3.    Findings ( Pembelajaran )

Banyak sekali pembelajaran yang dapat saya petik ketika mempelajari visi guru penggerak ini. Untuk dapat mengembangkan potensi, bakat dan minat sesuai kodrat peserta didik, guru diharapkan memiliki sebuah visi yang jelas dan terukur. Selain itu visi guru maupun visi sekolah juga harus mendukung pembentukan karakter peserta didik yang sesuai dengan profil pelajar pancasila.

Untuk itu perumusan visi yang benar serta perencanaan pewujudan visi tersebut dengan kanvas BAGJA diharapkan dapat mempermudah seorang pendidik dalam mewujudkan visi tersebut.

Baca juga : Tugas Koneksi Antar Materi Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

 4.    Future ( Penerapan )

Kesuksesan dimulai dari sebuah tujuan yang jelas.

Berangkat dari hal tersebut diatas maka hal yang akan saya lakukan adalah memiliki visi sebagai pendidik yang terukur dan terencana serta selalu melakukan refleksi, belajar, berkreasi, berinovasi, mandiri dan berkolaborasi untuk mewujudkan Guru yang bisa  menjadi teladan bagi murid, membangun semangat bagi para penerus bangsa, dan memberikan dorongan dari belakang agar mereka mampu menjadi diri sendiri yang hebat tanpa bergantung kepada orang lain. Tentunya muara dari semua itu adalah menumbuhkembangkan profil pelajar Pancasila.


Demikian jurnal refleksi modul 1.3 tentang visi guru penggerak, semoga bermanfaat serta dapat menjadi pembelajaran diri utnuk saya.

 

Terima kasih

Wasssalamualaikum wrwb



Sabtu, 06 Agustus 2022

APLIKASI CETAK C5 ARKAS BOS

 APLIKASI CETAK C5 ARKAS BOS


Salam dan Bahagia

Dana Bantuan Operasional Sekolah (Dana BOS) adalah dana yang digunakan terutama untuk mendanai belanja nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah sebagai pelaksana program wajib belajar dan dapat dimungkinkan untuk mendanai beberapa kegiatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dana BOS Reguler adalah Dana BOS yang dialokasikan untuk membantu kebutuhan belanja operasional seluruh peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.

Baca Juga: Fungsi Terbilang Exel Terbaru

Bagaimana Proses Penyaluran Dana BOS ?

Penyaluran Dana BOS Reguler dilakukan secara bertahap dengan ketentuan:

  1. Penyaluran tahap I dilakukan setelah sekolah menyampaikan laporan penggunaan Dana BOS Reguler tahap II tahun sebelumnya
  2. Penyaluran tahap II dilakukan setelah sekolah menyampaikan laporan penggunaan Dana BOS Reguler tahap III tahun sebelumnya
  3. Penyaluran tahap III dilakukan sekolah menyampaikan penyampaian laporan tahap I tahun anggaran berjalan.

Sekolah dapat langsung menggunakan Dana BOS Reguler untuk membiayai penyelenggaraan operasional sekolah setelah Dana BOS Reguler disalurkan langsung dari pusat dan masuk ke Rekening Sekolah.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *